Jumat, 04 November 2011

Sejarah Para Mpu

Sejarah Para Mpu

Boleh nemu dalam sebuah forum :


1.mPu RAMAHADI atau juga disebut mPu RAMADI.
Beliau hidup di zaman Jawa Kanda di sekitar tahun 125. Dalam ceritera rakyat beliau dianggap salah satu mPu keturunan dewa, dan nyatanya jarang bisa ditemui orang-orang yang ingin mendekati. Beliau mencapai umur sampai 110 tahun, dan meninggal tidak diketahui tempat candinya. Karyanya berupa 3 keris, yang diberi nama :
1. Sang LAR NGATAP.
2. Sang PASUPATI.
3. Sang CUNDRIKARUM.

2.mPu SAKAHADI atau juga disebut mPu ISKADI.
Beliau hidup di zaman jaya-jayanya negeri MEDANG SIWANDATA dan mengabdi sang Prabu DEWAKENANGA. Beliau dititahkan oleh sang raja agar membuat keris yang sakti, dan ternyata dalam satu tahun beliau sudah mampu mewujudkan. Karena ketenaran sang mPu tersebut, malahan beliau dibunuh sendiri oleh rajanya. Adapun karyanya tetap hanya 1 (satu) pusaka yang diberi nama : Sang JALAKDINDING atau umum menyebut pusaka sang JALAKJINJING. (tahun +/- 216).

3.mPu SUKMAHADI yang hidupnya di sekitar tahun 230, dan menetap di daerah Jawa Timur. Kalau tidak keliru pada zaman TULYANTO. Beliau membabar satu pusaka saja yang diberi nama : Sang KALA HAMISANI. Setelah membabar pusaka tersebut, beliau tidak mau lagi menjadi mPu. Sebab mempunyai firasat, bahwa karyanya pasti selalu merenggut nyawa orang lain. Dari itu mungkin merasa dosa, sang mPu tersebut segera menyingkirkan diri dari keramaian dunia, yang dalam ceritera rakyat pergi ke Bali mendekati puncak gunung MERBUK, sehingga hilang tidak diketahui candinya.

4.mPu BRAMAKEDALI.
Beliau hidup di zaman negeri MEDANG KAMULAN di sekitar tahun 261. Karyanya berupa 2 (dua) keris. Yang pertama diberi nama : Sang BALEBANG yang diberikan kepada salah satu siswanya dari negeri Mataram (?). Dan karya kedua diberi nama : Sang TILAM UPIH. Konon dalam ceritera setelah Tilam Upih selesai dibuat, sang mPu sendiri kurang begitu menyenangi buah karyanya sendiri itu. Maka Tilam Upih segera dibungkus daun pisang (klaras) dan dibuang di samodra kidul.

5.mPu SAPTAGATI.
Beliau hidup di zaman jaya-jayanya negeri GILINGWESI bersama Prabu NARADIGDA. Beliau membabar pusaka 3 biji berujud keris dan diberi nama :
1. Sang JAKA SERANG.
2. Sang SUPANA SIDIK.
3. Sang JANTRA.
Beliau mencapai umur lebih dari 100 tahun dan meninggal dunia dengan tenang di negeri tersebut. (tahun +/- 265).

6.mPu PUJAGATI.
Hidup di zaman negeri PURWACARITA, disekitar tahun 418. Beliau membabar pusaka 3 (tiga) biji berup akeris, dan diberi nama :
1. Sang SUPANALUK.
2. Sang BANGO DOLOG.
Dalam ceritera sang mPu tersebut mendapat ganjaran raja dari negeri tersebut, sebab ketika negeri timbul keonaran karena mengganasnya perampok yang dikepalai seorang sakti. Dan kebetulan raja perampok tersebut juga bernama Ki BANGO DOLOG, yang matinya juga terluka telapak tangannya oleh pusaka BANGO DOLOG milik sang mPu.

7.mPu SANGGAGATI.
Beliau hidup di zaman negeri PURWACARITA di sekitar tahun 420. mPu tersebut adalah sisawa dari mPu Pujagati yang sudah dipercaya meneruskan bakat sang guru. Tetapi beliau baru berani membabar pusaka, setelah gurunya meninngal dunia karena terkena kata tuahnya sendiri yang dimasukkan ke dalam pusaka babarannya. Mpu Sanggagati membuat pusaka dua macam. Satu dibuat lengkok (luk) bernama : Sang KARAGAN, adapun yang kedua lurus diberi nama : Sang SETAN KOBAR. Sebab dinamakan Setan Kobar karena sewaktu pusaka baru dibuat setengah jadi, besalen tempat perapian sang mPu terbakar habis. Maka setelah keris selesai jadi, pusaka tersebut dinamakan Setan Kobar.

8.mPu DEWAYASA.
Beliau hidup di zaman negeri WIRATHA atau ada yang menyebut negeri JAPARA kira-kira di tahun 522. Beliau membabar 3 (tiga) pusaka yang diberi nama :
1. Sang RON BAKUNG.
2. Sang YUYURUMPUNG.
3. Sang DADAPNGERAK.

9. mPu DEWAYASA II.
Beliau hidup di kala zaman PURWACARITA yang ketiga. Beliau ini adalah cucu dari mPu Dewayasa ke satu yang mengabdi raja negeri Wiratha. Beliau membabar 3 pusaka yang semuanya sengaja disamakan bentuk maupun ricikannya dengan pusaka buatan eyangnya. Karena pembuatan pusaka tersebut tidak secara satu persatu, tetapi membikin tiga sekaligus, maka di dalam cerita mPu Dewayasa II ini seakan-akan ditemui eyangnya dan mencatat peringatan. Diperkenankan melanjutkan membabar ketiga pusaka tersebut, tetapi dilarang untuk menyamai nama-namanya. Maka setelah ketiga keris selesai dibuat, lantas diberi nama bukan Ronbakung – Yuyurumpung dan Dadapngerak, tetapi diberi nama :
1. Sang CARUBUK.
2. Sang KEBOLAJER.
3. Sang KABOR.

10. mPu SARPADEWA.
Beliau hidup di zaman negeri Mamenang, karyanya 3 (tiga) keris yang diberi nama :
1. Sang CENGKRONG.
2. Sang DAMARMURUP.
3. Sang CARITA.
Pada suatu ketika beliau didatangi seorang dari negara tetangga, dan dimohon agar rela membikinkan keris untuk dirinya. Karena sang mPu ini tertarik sehingga jatuh cinta kepada nakhoda putri yang memesan keris tersebut, maka beliau segera membuatnya. Perbuatan sang mPu ini segera ketahuan oleh sang raja dari Mamenang. Maka mpu SARPADEWA segera diusir dari negeri tersebut. Dan akhirnya mPu ini setelah menyerahkan pusaka kepada sang nakhoda putri. Maka pusaka tersebut oleh sang Nakhoda diberi nama ; Sang CARITA, atau juga disebut sang PANIWEN.

11. mPu RAMAYADI.
Beliau juga hidup di zaman Mamenang di sekitar tahun 827.
Karyanya 3 (keris) keris yang dinamakan :
1. Sang PANDAWA.
2. Sang KRESNA TANDING.
3. Sang BHIMAKRODA.
Mpu ini sebetulnya bukan asal dari Kawulanegara Mamenang tetapi pendatang dari negeri asing. Hanya saja karena sewaktu di Mamenang merasa dirinya diterima dengan hati terbuka oleh rakyat di situ, beliau meleburkan kebangsaannya menjadi bangsa Mamenang. Dengan keakhliannya menjadi pembuat senjata-senjata tajam, maka lambat laun beliau mencoba untuk membikin pusaka, dan ternyata berhasil, seperti pusaka yang sudah tercatat di atas.

12.mPu GADAWISESA.
Hidup di kala zaman HASTINA kurang lebih dalam tahun 941. Karyanya keris 2 biji yang diberi nama :
1. Sang MEGANTARA.
2. Sang RARASJIWA atau ada yang menyebut RARASDUWA.

13. mPu WINDUDIBYA.
Hidup di kala zaman MEDANGKAMULAN II. Karyanya keris 4 (empat) biji yang diberi nama :
1. Sang PANJISEKAR.
2. Sang CARANGSOKA.
3. Sang PANJIANOM.
4. Sang SEKARGADING.
Beliau dalam catatan adalah seorang mPu yang sangat kaya raya. Sehingga rakyat Medangkamulan lebih mencintai beliau dibanding dengan rajanya. Sebab beliau selalu rela memberi bantuan kepada siapa yang membutuhkan.

14.mPu KANDANGDEWA.
Beliau hidup dalam zaman KAHURIPAN pada sekitar tahun 1045. Konon beliau adalah murid seperguruan dengan seorang mPu juga yang bernama KANWA. Hanya saja sang Kanwa merubah jalan pemikirannya tidak ingin menjadi mPu pembuat keris. Beliau berpendapat bahwa walau bagaimanapun, apa yang berujud senjata, akhirnya pasti digunakan untuk berperang. Maka sang Kanwa lebih menekuni dalam soal kesusasteraan, dan dalam zaman jaya-jayanya raja Kahuripan sang Airlangga, mPu ini ternyata sudah mampu menjunjung dirinya menjadi sastrawan yang agung, sehingga membabar kakimpoi yang berjudul “ARJUNA WIWAHA”. Beliau berpisah dengan mPu Kandangdewa yang melanjutkan cita-citanya agar menjadi mPu kerisyang berbobot. Sewaktu beliau bertapa di pantai samodra kidul, pada suatu malam seakan-akan beliau melihat ada orang meminta pertolongan, karena timbul tenggelam dalam lautan. Dengan tidak memikirkan diri sendiri, mPu Kandangdewa segera mencebur laut untuk menolong orang itu yang sudah kelihatan tenggelam. Namun sang mPu tidak undur malah ikut serta menyusul menyelam agar secepatnya bisa menolong. Setelah beliau merasa bisa menyikap si korban dan segera dibawa kembali muncul di atas air, disitu kelihatan bahwa yang dibawa bukan orang tetapi sebilah keris yang dibungkus daun klaras, yaitu disitu masih terang ada tulisannya yang berbunyi, bahwa keris ini bernama Sang TILAMUPIH. Mulai saat itu Tilam Upih tetap menjadi miliknya. Dalam perjalanan berkelana mPu Kandangdewa bertemu dengan seorang pertapa yang bernama sang Jatinindra, yang sebetulnya beliau adalah bekas raja Kahuripan yalah sang Airlangga. Maka di saat itu mPu Kandangdewa diseyogyakan mengabdi ke negeri Janggala. Dan agar diterima mengabdi, dengan dibantu oleh sang Jatinindra, mPu Kandangdewa dalam satu tahun bisa membabar 3 (tiga) pusaka yalah : Sang SABUKINTEN – Sang JALAK, dan Sang KALAWELANG. Semuanya segera dibawa ke Janggala. Saat itu menjadi pertemuan terakhir antara mPu Kandangdewa dengan Sang Jatinindra (Airlangga).

15.mPu WINDUSARPA.
Hidup di zaman negeri JANGGALA di sekitar tahun 1000-1100. Beliau meninggal dunia mencapai umur 120 tahun. Karyanya sewaktu di Janggala terdiri dari 3 (tiga) keris yang diberi nama :
1. Sang BAROJOL.
2. Sang BETHOK.
3. Sang LARBANGO.
Ada yang mengungkap, bahwa sebetulnya mPu Windusarpa itu adalah mPu Kandangdewa. Sewaktu pertama-tama mPu Kandangdewa menghadap Prabu Jayengrana raja Janggala itu, sang prabu terperanjat, sebab dikira sang mPu membawa ular yang membelit lambungnya. Padahal yang dibawa itu sebetulnya keris Sang Kala Welang. Maka setelah mPu Kandangdewa diterima mengabdi, lantas dirubah namanya oleh sang prabu menjadi mPu WINDUSARPA.

16.mPu WARENG.
Beliau hidup di kala tahun 1100-1103, di zaman negeri PENGGING WITARADYA. Karyanya keris 3 (tiga) biji yang diberi nama :
1. Sang LUNGGADUNG.
2. Sang PANDAWA LARE.
3. Sang SUPANA.
Mpu ini tidak banyak mempunyai ceritera, sebab dalam pengabdiannya kepada raja Pengging Witaradya selalu mendapat hati. Sehingga dalam tiga tahun bisa membabar keris yang baik. Namu setelah menyelesaikan babaran yang ketiga, sang mPu ini meninggal dunia.

17.mPu GANDAWIJAYA.
Hidup di zaman Pengging Witaradya, menggantikan kedudukan mPu Wareng. Eliau mulai menjadi mPu sekitar tahun 1125 setelah beberapa puluh tahun Pengging kosong tiada orang yang dianggap bisa menjadi mPu. Mpu Gandawijaya selama hidupnya hanya membabar keris 3 biji, dan patrem (senajta untuk wanita) 3 biji. Semuanya diberi nama : Sang MENGENG, Sang CARUBUK, Sang BUNTALA. Semuanaya berupa keris. Dan yang berupa patrem diberi nama : Nyi CARANGBUNTALA, Nyi PULUT BENDA, Nyi PUTHUT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar